MENGENAL BISFENOL A (BPA) PADA KEMASAN PANGAN
Botol air minum, botol susu
bayi, dan lapisan bagian dalam kaleng merupakan beberapa contoh kemasan yang
dalam pembuatannya sering ditambahkan Bispenol (BPA). Banyak isu yang terkait
keamanan dan bahaya yang ditimbulkan dari paparan BPA akibat bermigrasi kedalam
pangan.
Aneka Produk berbahan
plastik sangat mudah kita temukan di pasaran. Sifat plastik yang ringan, tidak
mudah pecah, dan harga relatif murah, merupakan alasan banyak orang
menggunakannya. Plastik yang banyak kita temui saat ini, salah satunya
mengandung bahan dengan nama Bispenol A, yang memiliki nama kimia
(2,2”-Bis(4-hidroksifenil) propana, dan rumus molekul C15H16O2
dan sering di singkat dengan BPA.
KEGUNAAN BPA
BPA adalah monomer
penyusunan plastik yang banyak digunakan dalam produksi plastik polikarbonat
(PC) dan resin epoksi. Salah satu jenis kemasan pangan dari plastik PC yang
banyak digunakan adalah botol susu bayi. PC merupakan polimer termo plastik, mudah
dibentuk dengan menggunakan panas; merupakan senyawa hasil pertukaran ester
antara BPA dan dipenil karbonat. Untuk membedakan, jenis plastik PC mempunyai
kode nomor 7.
Hal penting yang harus
diperhatikan dalam penggunaan plastik PC adanya material BPA di dalamnya yang dapat
bermigrasi kedalam makanan/minuman jika terkena paparan panas (suhu>70°C)
plastik yang berbahan PC merupakan plastik yang ringan, kuat, jernih, dan tahan
terhadap panas. Sifat-sifat tersebut merupakan keunggulan PC sehingga digunakan
secara luas selain untuk susu botol bayi yang digunakan pada compack disk, digital video disk (DVD),
peralatan listrik dan elektronik dan beberapa produk lain.
BPA juga digunakan sebagai
senyawa antara dalam produksi resin epoksi. Resin epoksi terikat silang
merupakan nbahan iner dan digunakan sebagai lapisan lindung pada kaleng logam
untuk mejaga kulaitas makanan dan minuman dalam kaleng. Lapisan tersebut berfungsi
untuk melindungi makanan atau minuman dari kontak langsung dengan logam.
Beberapa keunggulan lain dari resin epoksi adalah kekuatan fisik, dan resisten
terhadap bahan kimia, sehingga senyawa ini cukup luas digunakan sebagai lapisan
pelindung.
BAHAYA UTAMA BPA TERHADAP KESEHATAN
Telah dilakukan penelitian
komprehensif terhadap hewan uji dan target organ yang teridentifikasi pada
hewan uji dengan pemberian dosis berulang antara lain efek pada usus halus, liver
dan ginjal. Namun demikian, perhatian utama ditekankan pada efek yang berkaitan
dengan aktivitas hormonal dan potensial efek terhadap perkembangan fisik,
neurologi, dan perilaku. BPA memiliki aksi menyerupai estrogen meskipun
bersifat lebih lemah dibandingkan dengan estrogen itu sendiri. BPA menunjukkan
ikatan yang kuat terhadap estyrogen–related
reseptor ERR-ᵧ, yang mungkin terkait dengan kemampuannya sebagai pengacau
sistem hormonal. Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa dosis BPA yang
tinggi (640 atau 1000mg/Kg BB), pada tikus dan mencit, tidak menimbulkan cacat
lahir. Informasi mengenai efek BPA terhadap perkembangan manusia masih sangat
sedikit.
Di temukannya BPA pada
jaringan fetus dengan konsentrasi yang kurang lebih sama dalam darah ibu hamil,
menggambarkan bahwa BPA dapat menembus plasenta. BPA juga ditemukan dalam ASI,
pada konsentrasi sekitar 1-3 µg/L, yang dilaporkan sama atau sedikit lebih
tinggi dari konsentrasi dalam darah ibu hamil. Paparan BPA pada bayi secara
langsung, juga terjadi molekul botol susu polikarbonat dan atau/ pemberian
formula bayi. Adanya multi paparan tersebut, perhatian khusus diberikan
terhadap janin dan bayi bari lahir karena merupakan sub populasi yang banyak
terpapar oleh BPA.
Selain dari botol susu, bayi
dapat terpapar BPA dari ibu hamil dan menyusui yang menkonsumsi minuman dan
makanan dalam kaleng. Hal ini terjadi karena residu BPA bermigrasi dari kemasan
kedalam pangan, terutama ketika terjadi kenaikan suhu.
HASIL KAJIAN RISIKO TERHADAP BPA
Kajian risiko terhadap BPA
yang merupakan hasil interpretasi dari sejumlah riset penelitian pada hewan uji
(Rodentia) pada pemberian dosis rendah. Beberapa hasil kajian risiko terkini
diuraikan sebagai berikut
1. The
European food Safety Authority (EFSA), yang merupakan
badan otoritas keamanan pangan eropa, menyimpulkan bahwa NOAEL (No Observed
Adverse Effect Level ) 5 mg/kg BB / hari yang diperoleh dari studi komprehensif
pada tikus masih valid. Pada tahun 2006, EFSA kemudian menyimpulkan Tolerable
Daily Intake (TDI) BPA adalah 0,05 mg/ kg BB. EFSA mencatat bahwa estimasi
konservatif paparan kurang dari 30 % dari TDI pada semua kelompok populasi yang
diuji, termasuk pemberian formula bayi dengan menggunakan botol PC. Dalam opini
yang terbaru, EFSA menyatakan tidak ada bukti baru yang dapat menyebabkan
perlunya merevisi nilai TDI tersebut.
2. Tahun 2008 The Food and Drug Administration (USFDA) mengeluarkan rancangan kajian.
Rancangan ini mempertimbangkan laporan terbaru mengenai BPA dari National Toxicology Program dan The Center for the Evaluation of Risk to
Human Reproduction. Rancangan kajian ini memperkirakan paparan BPA dari
bahan kontak pangan pada bayi dan orang dewasa adalah 2,42 µg/kgbb/ hari dan
0,185 µg/kgbb/hari. Rancangan ini mempertimbangkan bahwa NOAEL yang tepat untuk
BPA adalah 5 mg/kgbb/hari yang merupakan
NOAEL untuk toksisitas sistemik.
3.
Sesuai Food
Sanitation Act, kadar BPAdalam kemasan pangan poli karbonat diatur bahwa
batas migrasi tidak boleh melebihi 2,5 ppm
4.
The
Food Directorate of Health Canada pada tahun 2009 menyatakan
bahwa paparan BPA dari kemasan pangan tidak memiliki risiko kesehatan bagi
semua kelompok populasi, termasuk bayi. Pernyataan ini didasarkan pada
bukti-bukti yang ada, termasuk penegasan dari badan regulatori internasional
lain (antara lain : Amerika, Eropa dan Jepang. Meskipun demikian, pemerintah Canada
telah mengambil langkah-langkah perlindungan terhadap bayi dan anak-anak dengan
melarang penggunaan botol susu PC.
5.
World
Health Organitazation (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) – United Nation mengadakan
pertemuan para ahli dari berbagai negara untuk mengkaji keamanan BPA yang
diselenggarakan pada tahun 2010 di Ottawa, Canada. Dalam pertemuan tersebut di
simpulkan dalam beberapa hal, antara lain secara umum paparan BPA pada manusia
terlalu rendah untuk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan; hasil evaluasi
studi mengenai toksisitas BPA pada pertumbuhan dan reproduksi, menunjukkan
timbulnya gangguan kesehatan pada dosis yang tinggi ; dan untuk beberapa studi
terbaru menunjukkan adanya hubungan antara paparan BPA pada dosis yang rendah
dengan timbulnya gangguan kesehatan, akan tetapi sulit untuk menafsirkan relevansinya
terhadap kesehatan manusia secara umum paparan BPA pada manusia terlalu rendah
untuk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
STATUS TERKINI BPA SECARA INTERNASIONAL
Tahun 2010, kanada adalah
negara pertama di dunia yang menyatakan bahwa BPA merupakan zat toksik yang
dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan dan lingkunga. Sementara itu Uni
Eropa telah menotifikasi pelarangan penggunaan BPA untuk pembuatan botol susu
bayi dari plastik mulai maret 2011. Import dan penjualan botol; bayi yang
mengandung BPA juga dilarang di Uni Eropa mulai juni 2011. Pelarangan serupa
dilakukan oleh Denmark dan Prancis (2 negara anggota Uni Eropa), canada ; dan beberapa negara bagian di Amerika
Serikat, Australia, dan Jepang mendorong industri untuk secara sukarela menghentikan
produksi botol susu bayi yang menggunakan BPA/ menghilangkan peredaran botol
susu bayi yang terbuat dari BPA di pasaran serta mengembangkan alternatif
penggantinya.
Sedangkan untuk penggunaan
BPA dalam kemasan selain botol susu bayi sampai saat ini belum ada negara yang
melarang penggunaannya. Uni Eropa menurut Directive 2011/8/EU merevisi batas
migrasi spesifik untuk BPA yang digunakan dalam kemasan pangan selain yang
digunakan dalam botol susu bayi menjadi 0,6 mg/ Kg, lebih rendah dari yang
ditetapkan sebelumnya dalam diretive 2002/72/EC.
HASIL KAJIAN RESIKO
BPA PADA BOTOL SUSU BAYI DI DKI
Angka potensi paparan harian dari BPA dapat dihitung untuk kemudian dibandingkan dengan TDI. Hasil perhitungan paparan harian dapat dilihat dari tabel berikut :
Umur
(Bulan)
|
Median
(µg/kg BB)
|
Konsumsiterbanyak
(90 thpercentile) (µg/kg BB)
|
BeratBadan (kg)
|
Kg panganuntukmencapai TDI
|
0-3 bulan
|
0,0060
|
0,009
|
4,1
|
1864
|
4- 6 Bulan
|
0,0082
|
0,017
|
6,8
|
3091
|
7-12 Bulan
|
0,0095
|
0,026
|
8,5
|
2864
|
12-24 Bulan
|
0,0094
|
0,024
|
10,8
|
4909
|
24-36 Bulan
|
0,0055
|
0,016
|
13,2
|
6000
|
Studi awal tentang kajian risiko BPA pada botol susu PC telah dilakukan diprovinsi DKI Jakarta. Dan diketahui bahwa terdapat botol susu PC yang melepaskan BPA, walau
kadar BPA masih
dianggap aman jauh dibawah batas migrasi yang dipersyaratkan (yaitu
sebesar 0,6 ppm, sesuai
peraturan kepala Badan POM RI Nomor HK.03.01.23.07.11.6664 tentang
pengawasan
kemasan pangan).
TIPS MEMINIMALISIR PAPARAN BPA
Secara umum, paparan BPA pada manusia masih terlalu rendah untuk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Namun,akan lebih bijak jika kita berupaya mengurangi risikonya dengan memperhatikan hal- hal sebagai berikut :
·
ASI
merupakan makanan terbaik bagi bayi, berikan ASI sampai usia bayi 2 tahun
· Hindari
menuangkan air panas ke
dalam PC saat
menyiapkan formula bayi. Menyiapkan formula bayi dapat dilakukan pada wadah lain yang tahan panas (seperti : gelas atau kaca ), kemudian dipindahkan ketika dingin atau hangat.
· Disarankan
untuk membersihkan botol susu dengan cara menggunakan air panas pada suhu kurang dari 700 C dan jangan gunakan botol susu yang sudah kusam/ baret/gores.
·
Hindari
memanaskan
makanan dalam kemasan plastic PC kedalam oven microwave atau air
mendidih
·
Hindari
konsumsi makanan dan minuman kaleng, dan beralih kemakanan yang segar terutama bagi wanita hamil dan menyusui.
·
Saat
ini sudah banyak dijual jenis botolselain PC, sebaiknya pilihlah botol susu yang sudah BPA free, biasanya
terbuat dari jenis plastic polipropilen (pp) dengan
kode nomor 5.
PUSTAKA
1. Hazardous Substance Data Bank, Toxicology Data Network
(Toxnet)Home,Bispenol A, US National
Library of Medicine, National Institue of Health, Departement of Health and
Services, Last revision date 14 April 2008,http://www.toxnet.nlm.nih.gov
2.
National
institute of Environmental Health Scienses (NIEHS) – National Institutes of
Health, Since You Asked –
Bispenol A (BPA), Questions and Answers
about Bisphenol A,http://www.niehs.nih.gov/news/media/questions/sya-bpa.cfm#ntpbpa
3. Sun C.L dari
Departement of Chemistry, Faculty
of science, national University of Singapore dalam karya ilmiahnya, Migration of Bisphenol A in Baby Milk
Bottles
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang
pangan
5. Peraturan menteri perindustrian No.24/M-IND/PER/2/2010 tanggal 12 febuari 2010 tentang
pencantuman logo Tara pangan dan
kode daur ulang pada kemasan pangan.
6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.03.1.23.07.11.6664 tahun
2010 tentang pengawasan
kemasan pangan
7. SNI 7626.1:2011 tahun 2011 tentang
cara uji migrasi zat kontak pangan dari kemasan pangan- bagian 1 : Plastikpolikarbonat (PC)
8. Direktorat pengawasan produk dan bahan berbahaya (2013), Kajian resiko zat kontak pangan berisiko tinggi.
MENGENAL BISFENOL A (BPA) PADA KEMASAN PANGAN
Reviewed by balaipombengkulu
on
23.35
Rating:
Tidak ada komentar: